What Wikipedia Says about Lippo Group

The Lippo Group (力宝集团) is a major Indonesian conglomerate founded by Mochtar Riady. The Lippo Group began with Bank Lippo, later using this as a platform for regional property development projects. These projects, throughout Indonesia and China, are akin to Irvine, California's development. In 2001, the Lippo Group delved into the education market with the newly-minted Putian University (in Putian, Fujian Province, China) by providing international training (using English) for specially-selected accounting and computer science students.

In the 1996 US presidential campaign, Mochtar Riady's son James was a major campaign contributor to the Democratic Party. In 1998, the United States Senate conducted an investigation of the finance scandal of the 1996 U.S. presidential campaign. James Riady was indicted and pleaded guilty to campaign finance violations by himself and his corporation. He was ordered to pay an 8.6 million U.S. dollar fine for contributing foreign funds to the Democratic Party, the largest fine ever levied in a campaign finance case.[3][4][5][6]

James Riady lives with his family in Lippo Village, Karawaci, surrounded by security aides. He has been demonized by the media because of his involvement in the campaign financing scandal. Hendardi, an Indonesian human rights activist, once stated that Riady's "major achievement was to export corruption to the U.S."[3]

Kamis, 15 April 2010

Buruh Kymco Minta Kejelasan Status

(source: http://www.indowarta.com/index.php?view=article&catid=78%3Ajawa&id=1768%3Aburuh-kymco-minta-kejelasan-status&option=com_content&Itemid=178)

E-mail Cetak PDF

Tangerang, Indowarta

Sudah delapan bulan tidak aktif bekerja, sekitar 400 orang buruh dari PT. Kymco Lippo Motor Cikarang yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menggelar aksi unjukrasa menuntut kejelasan dari status mereka yang saat ini sedang dirumahkan oleh PT. Kymco Lippo Motor.

Ratusan buruh pabrik yang memproduksi motor Korea ini melakukan aksinya di Bundaran Lippo Karawaci Kota Tangerang, Rabu (29/04).

Para buruh meminta kepada dua perusahaan yaitu PT. Kymco dengan Lippo Group agar memperhatikan nasibnya, sebab buruh butuh kepastian apakah masih akan dipekerjakan atau akan di PHK.

Menurut Koordinator Aksi Saryono sudah hampir sekitar 400 buruh sudah dirumahkan sejak September 2008 atau sekitar 8 bulan yang lalu. "Apabila jika kami tidak dipekerjakan kembali,kami meminta agar diberi upah pesangon yang sesuai dengan ketentuan, kami khawatir apabila perusahaan tidak segera membayar pesangon maka akan habis sehingga tidak bisa memberikan pesangon buruh sebelum permasalahan perusahaan terselesaikan, saat ini buruh memang tetap diberikan upah karena statusnya masih dirumahkan".

Humas Lippo Group Danang K Jati mengatakan Pihak Lippo pada perusahaan PT. Kymco hanya sebagai pemegang saham pasif, yang artinya tidak berperan dalam manajemen. "Namun Lippo akan membicarakan kepada PT. Kymco dan akan meminta pihak PT Kymco agar bertanggung jawab terhadap para buruhnya,".jelasnya.

Pengunjukrasa membawa poster yang bertuliskan Bagaimanakah Nasib Keluarga Kami ??, PT. Kymco Beri Kejelasan Nasib Karyawan, Bayar Pesangon Sesuai Ketentuan. (rinto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar